4/29/07

Mengenang Bu Baron


Tidak mungkin,rasanya, melupakan sesuatu yang telah diingatkan. Sesuatu yang jauh melebihi kemampuan kemanusiaanku. Ketika peristiwa itu datang, maafkan, aku harus berbagi pada siapa pun yang mencintai kemanusiaan. Sungguh perjalanan untuk meyakinkan, bahwa semuanya telah hadir seketika, tidaklah mudah.

PADESAN, entah apa artinya. Yang jelas kutahu bahwa nama itu diperkenalkan oleh seorang sahabat. Ibu ini bernama Baron Sutadisastra(Alm). Melalui beliau, aku diajak berkelana pada apa yang kemudian aku pahami sebagai keberpihakan terhadap orang-orang yang tengah dilanda kesulitan. Sungguh, aku sangat bersyukur berkenalan dengan Bu Baron.

Semula aku mengenal beliau sebagai bu AN. Nama itu menyembunyikan, siapa sesungguhnya yang ada di baliknya. Usut punya usut, Bu AN adalah singkatan dari ANONIM. Itulah semangat yang ada dalam jiwa kemanusiaan seorang ibu yang berbakti untuk orang-orang miskin sampai akhir khayatnya. Sementara PADESAN adalah bukti nyata kecintaan Bu Baron terhadap orang-orang yang tersisihkan.

Selama bertahun-tahun beliau menyebarkan ajaran KOMTAL atau Komunikasi Total, sebuah metode pengajaran yang diterapkan pada anak-anak tuna runggu. Cita-cita itu masih melekat dalam ingatan. Oleh karenanya adalah amanah almarhum padaku, untuk kembali membangun komitmen dan keberpihakan pada anak-anak tuna runggu.

Sebuah sekolah tuna runggu didirikan bu Baron di perkampungan padat di desa PASIR TARITI, Rangkas Bitung. Sekolah Luar Biasa PADESAN menampung anak-anak tuna runggu dari kalangan miskin. Jumlahnya sebanyak 50 siswa. Kelak, secara khusus aku akan mengulas perjalanan SLB ini.

No comments: