4/30/07

BILA AKU TUNA RUNGGU

Aku mencoba membayangkan, seandainya aku seorang tuna runggu. Hidup menjadi sangat sepi. Tapi ku dapat melihat apa yang ada di depan mata. Kita tiada dapat mendengar musik klasik atau suara desir angin yang melintas di sesentugan kulit. Dan dalam kesepian itu, aku selalu mencari; kemana hilangnya suara-suara yang dikeluarkan dari atap langit.

Bilamana aku membayangkan seorang anak bisu tuli, sungguh terasa sendirian di tengah-tengah keramaian bunyi. Tak kukenali bunyi jangkrik menjelang malam, juga suara anak-anak berlarian diantara pematang sawah. Sungguh sepi dunia ini. Seolah tiada nada dan bunyi. Aku, maka, sangat sendirian.

Sukit rasanya aku dapat merasakan dunia yang kosong itu. Mereka hidup dalam ruang lurus, tiada yang dapat merasakan, selain anak-anak itu. Kini, aku baru mengerti, bahwa anak-anak tuna runggu sepanjang hidup dalam kesepian tiada bertepi. Adakah kita dapat mendengar rintihan ini. Seandainya aku seorang tuna runggu, aku akan mencari kemana hilangnya bunyi ? (Nor Pud Binarto)

No comments: