
Siapa sesungguhnya yang bertanggungjawab atas pendidikan bagi orang miskin ? Pertanyaan ini selalu menggangu benak pikiran saya. Sementara,kenyataan yang ada, pendidikan dasar yang sepantasnya, justru menjadi problem terbesar mundurnya kualitas intelektual bangsa Indonesia.
Sepanjang yang saya lihat, begitu banyak anak-anak dari keluarga miskin tidak mampu memperoleh pendidikan yang memadai. Selain sarana pendidikan yang buruk, anak-anak tidak menemukan suasana kegembiraan dalam belajar. Mereka cenderung m,endapatkan suasana pendidikan yang doktriner. Bukan model pendidikan yang dialogis, yang mengajarkan makna intelektualitas.
Andaikata, anak-anak Indonesia memperoleh pendidikan yang menggembirakan, suasana bermain dan informasi yang sepadan dengan kepantasan seorang anak. Saya,harus merenung kembali; akan kemana perginya anak-anak Indonesia yang cerdas, manakala model pendidikan tidak mengajarkan sifat-sifat yang santun, berkualitas dan menanamkan budi pekerti itu.
Sulit membayangkan kehidupan Indonesia dengan model pendidikan semacam ini. Perlukah sebuah langkah yang lebih dari sekedar serius dalam menerapkan model pendidikan bagi anak-anak. Saya merindukan sebuah masa depan Indonesia, dimana anak-anak yang selalu gembira, kreatif dan menjadikan sekolah sebagai ruang yang indah serta menyenangkan.
Mimpi itu, sungguh masih jauh dari harapan.
Nor Pud Binarto
0811 86 11 85
norpud2007@yahoo.com
No comments:
Post a Comment