4/16/07

Keindahan yang terabaikan


Setiap orang punya takaran sendiri tentang keindahan. Umumnya, membayangkan keindahan sebatas keluasan mata menatap. Seperti, melihat indahnya debur ombak di pantai. Bisa juga, menatap rahasia alam di semak pegunungan. Semua itu, wajar-wajar saja.
Maka, marilah kita bicara keindahan perkebunan teh. Untuk dapat mencapai lokasi SDN Cikoneng, anda harus masuk ke perkampungan di balik rimbun dan sejuknya pegunungan teh. Memang, kalau anda sering ke Puncak, boleh jadi anda tidak merasakan; apa yang sesungguhnya berlangsung di balik keindahan itu ?
Di balik keindahan itu,ternyata, kita melihat kemiskinan yang berlangsung menahun. Kita telah diperdaya sejuknya hawa pegunungan. Kita telah ditidurkan oleh banyak kenyamanan. Kita, tidak pernah mau tau, begitu getirnya kegidupan sehari-hari pemetik daun teh. Mereka, selama bertahun-tahun hidup penuh kekurangan. Sementara di sekelilingnya, orang-orang Jakarta menikmati kesejukan Puncak. Tanpa menghiraukan apa yang terjadi di balik keindahan.
Marilah, kita masuk ke dalam dunia yang terabaikan itu. Masuk ke dalam rimbunan teh dan keringat para pemetiknya. Di situ ada kepedihan. Ada tanggung jawab sosial yang harus kita perhatikan. Ada anak-anak tanpa pelayanan pendidikan yang pantas. Sebuahy kemiskinan yang mensejarah. Penderitaan diantara indahnya puncak dan kebun teh. Ironis.

No comments: