
Beberapa pekan lalu, kami mengadakan kegiatan menggambar. Maunya sih mengajari anak-anak belajar mengenal lingkunganya melalui gambar. Tapi, apa mau dikata. Budaya seragam dalam berkreasi, juga melanda anak-anak. Penyeragaman cara pandang ini, membuat anak-anak terbelenggu dalam sebuah cara kreatif yang tunggal.
Karena itu, terpikirkan oleh kami, agar pengajaran kreatifitas yang terbuka menjadi pokok tujuan pengajaran ke depan. Sehingga, anak-anak tidak hanya menggambar lingkungannya sekedar membuat gunung kembar, seperti yang menjadi hasil kreatifitas adik-adik kita ini. Caranya ? kita memberi ruang seluas-luasnya untuk bermain dalam bentuk kebebasan mengekspresikan kemampuan diri dalam jiwa anak-anak.
Oleh karenanya, keinginan membuat sesegera mungkin sebuah taman bermain bagi anak-anak, terasa kian mendesak. Dari mana biayanya ? sampai sejauh ini kami terus mencoba mencari jalan keluar. Belum berhasil,memang. Tapi, kami yakin, sebuah tujuan baik, sudah tentu punya cara sendiri untuk menemukan bentuknya.
Bialamana kelak, taman bermain itu ada, banyak hal dapat kita lakukan di sana. Misalnya, kita dapat belajar menari, berdeklamasi atau membuat kerajinan tangan. Mimpi itu, pasti ada yang mendengarnya.
No comments:
Post a Comment